Geografi- 3 Faktor Interaksi Wilayah


3 Faktor Interaksi Wilayah

Written By agnas setiawan on Friday, 16 August 2013 | 08:18
Wilayah di permukaan bumi tidaklah homogen akan tetapi heterogen yang mana memicu terjadinya interaksi wilayah (spatial interaction). Interakasi wilayah adalah hubungan saling ketergantungan diantara 2 wilayah atau lebih. Ullman mengemukakan 3 faktor yang memengaruhi interaksi keruangan yaitu:

Interkasi wilayah
1. Komplementaritas (Hubungan saling melengkapi)
apabila kota-kota memiliki perbedaan sumberdaya baik alam maupun manusia, hal tersebut tidak otomatis menimbulkan gerak, harus ada kebutuhan saling melengkapi yang dikontrol oleh permintaan dan penawaran. Cianjur mengirim beras ke Jakarta karena Jakarta merupakan konsumennya. Relasi komplementaritas hanya terjadi jika tawaran terasa bermanfaat bagi pihak (wilayah) yang meminta. Manfaatnya ditentukan oleh banyak hal yaitu budaya, pengetahuan, teknik, kondisi ekonomi dan lainnya. Semakin besar komplementaritas maka semakin besar pula arus komoditasnya.
2. Transferabilitas (Adanya kemudahan transfer komoditas)
suatu komoditas baik barang atau jasa dapat bergerak dari satu wilayah ke wilayah lain jika didukung oleh fasilitas transportasi yang memadai. Ongkos yang murah dan kelancaran pengiriman merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kecepatan transfer komoditas dalam suatu ruang. Di jaman modern ini, arus barang dan jasa semakin mudah dan cepat karena bantuan teknologi dan komunikasi. Semakin mudah transferabilitas maka semakin besar arus komoditas.
3. Intervening opportunity (Ada kesempatan bercampur tangan)
 interaksi wilayah dapat berjalan salah satunya jika terdapatnya kesempatan bercampur tangan. Kesempatan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti daerah yang aman, jalur tansportasi yang baik, masyarakat yang terbuka, birokrasi yang lancar dan lainnya.
Misalkan jiga terjadi bencana alam seperti erupsi, gempa, wabah penyakit dan lainnya, maka gerak migrasi, transportasi dan komunikasi akan terganggu. Manusia akan memutuskan memilih tujuan lain selain daerah yang memiliki gangguan tersebut. 


Sumber:
Djaljoeni. Geografi Kota dan Desa.


INTERAKSI WILAYAH (FAKTOR, DAMPAK, DAN TEORI)
Interaksi Wilayah

Interaksi wilayah adalah hubungan timbal balik antara dua wilayah yang menimbulkan aktivitas baru. Wilayah-wilayah yang saling berinteraksi akan membentuk lingkaran-lingkaran konsentris yang disebut dengan zona interaksi. Urutan zona interaksi menurut R. Bintarto dari pusat lingkaran ke arah lingkuran-lingkaran luar adalah sebagai berikut:

1. City                          = pusat kegiatan kota
2. Suburban                  = tempat tinggal para penglaju
3. Suburban fringe         = wilayah peralihan dari kota dengan desa
4. Urban fringe             = wilayah terluar dari kota
5. Rural urban fringe     = wilayah dengan penggunaan lahan campuran
6. Rural                        = wilayah pedesaan

Faktor yang mempengaruhi interaksi wilayah
Adanya wilayah yang saling melengkapi (regional complementary)
Hal ini dapat terjadi karena setiap wilayah memiliki sumberdaya alam dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability)
Kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang dipengaruhi oleh jarak mutlak dan jarak relatif antarwilayah, adanya biaya transportasi, dan kelancaran sarana transportasi antarwilayah.
Adanya kesempatan berintervensi (intervening opportunity)
Hubungan antar wilayah dapat diperlemah oleh adanya alternatif penggati sumber daya yang dibutuhkan wilayah lain atau pihak ketiga.

 Dampak positif interaksi wialayah
Bagi desa
membuka lapangan pekerjaan baru
bertambahnya wawasan berfikir penduduk desa
semakin mudah mendapatkan barang kebutuhan
masuknya investor dalam bidang agraris dan non-agraris
memperluas pemasaran hasil prosuksi desa
Bagi kota
desa merupakan sarana rekreasi alam
dapat memacu perumbuhan kota
memperluas pemasaran hasil industri
tersediannya bahan makanan dan tenaga kerja

 Dampak negatif interaksi wilayah
Bagi desa
kebiasaan hidup konsumtif
meluasnya penggunaan zat psikotropika
berkembangnya sifat individualisme dan matrelialisme
melemahnya semangat gotong-royong
melemahnya nilai religius
Bagi kota
peningkatan arus urbanisasi
peningkatan kriminalitas
meluasnya slum area/wilayah kumuh
berkurangnya pelayanan umum
tingginya angka pengangguran
Teori interaksi wilayah

Teori kekuatan interaksi wilayah diperkenalkan oleh W.J. Reilly yang mengadopsi teori gravitasi Isaac Newton. Dalam teori kekuatan interaksi wilayah kekuatan interaksi wilayah diukur dengan memfokuskan pada perbandingan jumlah pennduduk dengan jarak antar wilayah. Teori kekuatan interaksi wilayah dapat berlaku apabali memenuhi syarat-syarat berikut:
topografi wilayah sama (homogen)
kondisi sosial ekonomi masyarakat sama
kondisi sarana dan prasaran transportasi sama
Rumus:
I   = Pa x Pb
         d x d

I = kekuatan interaksi
Pa = jumlah penduduk kota A
Pb = jumlah penduduk kota B
d = jarak kota A ke kota B

Contoh:

Jumlah penduduk kota A adalah 3.000 jiwa dan jumlah penduduk kota B adalah 6.000 jiwa. Jarak kedua kota adalah 30 km. Berapa kekuatan interaksi antara kota A dan kota B?
a. 0,2
b. 2
c. 20
d. 200
e. 2000

Jawab:
I = ?
Pa = 3.000 jiwa
Pb = 6.000 jiwa
d = 30 km

I   = Pa x Pb
         d x d
I   = 3000 x 6000
          30 x 30
I   = 18.000
         900
I   = 20


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Geografi - Peta Sinoptik

Geografi - Perencanaan Tata Ruang Berbasis Kebencanaan di Indonesia

Geografi - Daya Tarik Pariwisata